Sabtu, 02 Mei 2009

JOZO ZOVKO


Dalam bahasa Kroasia Jozo berarti Yusuf. Ia lahir 19 Maret 1941 di desa Uzari bagian dari paroki Brijeg. Dia adalah anak ke 8 dari 10 anak-anak yang lahir dari Mate dan Milka Zovko dalam keadaan sulit dalam perang dunia ke2. Tetapi keluarga nya selamat dan Jozo kecil menyelesaikan SD di Uzari. Kemudian Paroki Brijeg menyadari bahwa Jozo tertarik dalam bidang keimamatan. Ia masuk ke seminari Bol di pulau Beac di selatan Split di laut Adriatik. Dia di pindahkan ke seminari utama di Sarajevo setelah masa percobaan dan pada usia 26 tahun, dia telah terdaftar di universitas Ljubljana untuk meraih gelar dalam bidang Teologi. Dia di tahbiskan di Sarajevo pada 6 agustus 1967. Dia di tugaskan ke gratz universitas di Austria untuk melanjutkan studi.

Setelah lulus pada awal tahun 1970 kembali ke Yugoslavia dimana Komunisme memerintah. Karena iman Jozo Zovko yang dalam, Paroki yang ia pimpin terpengaruh sehingga komunis mempengaruhi pihak bishop local untuk sering memindah tugaskan nya.

Saat bapa Jozo Zovko di kirim ke paroki St. James Madjugoria yang dalam bahasa kroasia berarti di antara dua gunung. Ia di peringatkan tentang politik dan korupsi dari para bishop karena pengaruh komunis. Madjugoria ini adalah sebuah desa kecil dimana iman dilakukan namun tak di harapkan dengan kesetiaan. Bapa Jozo mulai menasihati dan meminta masyarakat untuk kembali ke jalan yang benar yaitu hidup beriman. ia seperti Johanes Pembabtis karena ia mempersiapkan jemaat untuk delapan bulan yang akan datang setelah ia ditugaskan ke st. James sebagai pendeta baru.

Pada tanggal 24 juni 1981 saat ia tengah retreat di kroasia, dilaporkan penampakan Bunda maria di podrbo, yang juga di sebut apparition hill atau bukit penampakan. Ketika ia pertama di beri tahu tentang panampakan itu, dia tampak ragu-ragu, dia merasa anak anak-Mirjana Daragicevic, Ivanka Ivankovic Maria Pavlovic, Ivan Dragicevic, Vicka Ivankovic Dan Jakov Colo- itu semua menceritakan tipuan. Dia menghukum mereka karena pernyataan tersebut. Namun herannya, semua anak-anak itu meyakinkan bahwa semua itu bukanlah tipuan. Mereka bersikukuh pada kisah mereka bahwa Gospa telah menampakkan diri kepada mereka. Dia tetap tidak percaya sampai dia berlutut di St. James sendirian pada suatu pagi setelah misa dan mendengarkan suara dari surga yang berkata, “ Pergilah keluar, Lindungi anak-anak”. Berasamaan dengan itu anak-anak yang di kejar tentara komunis berlari terengah-engah menuju gereja. Dia segera tahu bahwa mereka tidak menipu dan berusaha untuk melindungi mereka. Untuk itu sebagai gantinya ia diperintahkan oleh komunis ke kantor pusat di mostar di mana ia dituduh memulai pemberontakan dengan anak-anak sebagai media penyebaran berita penampakan ke seluruh dunia, sampai-sampai paroki yang ia pimpin melawan komunis. Para komunis menyuruh Bapa Jozo untuk menghentikan perbuatan itu dan menyebarkan ke desa bahwa semua berita itu adalah gosip belaka. Seandainya dalam satu minggu sebelumnya ia tidak mendengarkan suara Allah maka ia mungkin telah menuruti para komunis. Karena ia tidak melakukan yang disuruh komunis, sebagai gantinya ia dihukum 3tahun penjara. Dalam penahanan, komunis beralasan penahanan itu untuk mengikuti tekanan pemerintah Yogoslavia dan di luar nagara yang pernah mendengar fenomena penampakan itu.

Pada musim semi, tahun 1993, Bapa Jozo dibebaskan dan dipindah ke dalam Tihaljina, Elia St. Disinilah tempat pertama kali kami datang, dihubungi oleh Imam Suci ini. Pada Mei tahun 1990, saat pertama kali ziarah ke Madjugoria, yang akan mengubah hidup kita selamanya. Kami telah berlutut di barisan komuni, setelah itu ia berbicara selama 2 jam penuh inspirasi. Dimana ia memberkati setiap orang setelahnya. Hal ini mengenai kembali menerima Tuhan di Komuni Suci. Selain itu roh kudus yang datang melalui karisma dari Bapa Jozo. Kami segera berlutut di depan patung Bunda kita yang terkenal sebagai “Our Lady dari Tihaljina” kami dapat merasakan kuasa Tuhan. Ia menempatkan 2 tangannya pada kepala kami. Saat itu kami merasakan kehangatan yang tidak pernah kami rasakan sebelumnya. Di dalam roh kami merasakan perasaan yang paling rileks dan rasa penuh damai yang pernah dialami.

Karisma ini telah dialami oleh jutaan orang yang telah berkunjung ke Madjugoria dan melakukan perjalanan ke Tihaljina dan sekarang biara Siroki Brijeg untuk mendengar dan disentuh oleh imam yang luar biasa. Dia terus menerima peziarah, memberikan kotbah dan memberkati mereka sampai 1992, ketika perang di Kroasia dan kemudian Bosnia-Herzegovina dan kemudian menghentikannya. Dia mengfokuskan untuk membantu kaumnya melakukan perjalanan ke London, Washington, New York, Paris, Brussels, Strasbourg dan Roma pada misi perdamaian untuk mencoba meyakinkan para pemimpin politik untuk membantu menghentikan pembunuhan dan penderitaan orang yang bersalah. Itu adalah misi yang sama dengan Uskup Ximenes Belo Carlos yang baru saja kembali dari pengepungan dan penderitaannya saat di Timor Timur. Sepertinya dia telah terpanggil untuk “Melindungi Anak-anak setelah 6 Visionaris yang terancam, sehingga ia juga terpanggil oleh Tuhan untuk memperbaiki mental anak-anak dari perang dan kebencian. Dia membantu mendirikan International godparenthood yang menjabat sebagai sarana untuk orang yang mengadopsi anak Tuhan di antara banyak orang tua yang di bunuh dalam perang yang membunuh 280000 jiwa selama lebih dari 4 tahun dan tak terhitung rumah hancur dan seluruh gereja dan kroasia Bosnia-Herzegovina.Perusahaan ini didirikan pada 20 Desember 1992 dengan bapa JOzo sebagai presiden dari asosiasi. Hari ini lebih dari 4000 anak anak yang merawat rohani dan finansial di Siroki Brijeg melalui organisasi ini. Ada juga Keluarga suci institut yang terlibat dengan sponsor pembaruan anak anak di tengah Siroki Brijeg yang melayani sebagai pembersihan rumah untuk orang ornag dari semua agama dalam membangun kembali dan mendapatkan kembali untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri setelah perang penghancuran. Pemerintah pusat menyediakan makanan, penampungan, pakaian dan kesempatan untuk mendidik semua orang mengenai kesakralan martabat manusia. Pusat ini, yang seperti bapa Jozo menjelaskan,”monumen cinta….monumen yang berbicara kepada semua generasi di sini sebagai apa yang telah dilakukan oleh cinta dengan membangun kembeli sendiri di masyarakat untuk kebaikan”.

Walaupun ia telah di setujui dan di sponsori dari banyak organisasi, ia juga telah di gunakan oleh beberapa gereja. Salah satu nya adalah 9 doa novena dimana penyelenggara secara ilegal menandatangani namanya. Bapa Jozo mengakui bahwa ia menulis,”Dalam ini melalui fatalisme dan mengancam teks yang jelas bertentangan dengan pesan dari ratu damai yang untuk 18 tahun sebagai ibu telah menggerebeg dan meminta inspirasi jutaan peziarah dan pengikutnya menuju apostolate dari doa dan puasa”.

Proyek lain yang tidak direstui oleh bapa Jozo adalah pembuatan film “Gospa”. Perannya yang dimainkan oleh Martin Sheen yang telah salah merepresentasikan dirinya. Ia diperankan agar terlihat seperti seorang imam yang lebih tertarik pada image diriinya ketimbang pada jiwa-jiwa orang lain. Tidak ada kebenaran yang lebih jauh dalam Gospa selain bahwa ia adalah seorang laki-laki yang berbicara dari hati ke hati yang menunjukan kerendahhatian total dan penyerahan pada Allah yang perkasa. Meski Gospa dibuat sebagai bantuan untuk para pengungsi, namun karakter Bapa Jozo dan saudara perenpuannya Fabiana yang setia dan taat di Holywood sama sekali tidak menyampaikan kebenaran karakter mereka. Dalam sebuah wawancara di tahun 1995, Bapa Jozo kebanyakan menolak apa yang ada di film itu.

Sejak tahun 1992, ia telah menetap di biara Fransiscan di paroki Brijeg, dimana ia telah dilahirkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu ia telah berpergian keliling dunia, pada dunia Timur, timur tengah, Amerika, dan di seluruh Eropa dan Afrika. I a menyebarkan pesan dari Madjugoria mengenai pentingnya ekaristi yang berlangsung. Seperti Bapa mengatkan,” Tempatkan hidupmu diatas altar. Kamu akan mmenyaksikan bagaimana seorang imam akan ditempatkan setetes air didalam se kantung penuh anggur. Tetesan air itu bercampur dengan anggur yang menandakan roh kudus. Anda dapat bersatu dengan kristus. Itulah mengapa didalam misa suci terdapat komuni-persatuan dengan Tuhan- anda bersama sengan Tuhan- adalah sebuah ekaristi yang kudus. Dia juga menunjukan lank ini pada jemaah di Portland, Oregon beberapa tahun yang lalu yang diambil dari www.madjugorje.org “ Mengapa gereja dan sekte tidak menoleransi Mass , tidak menghormati bunda kita? Karena mereka pergi tangan di tangan. Ya mereka pergi bersama. Bunda kita mengajar untuk mencintai Yesus, untuk jatuh cinta kepada-Nya, dan itu mengapa dia menempatkan kita pada ekaristi yang Kudus, dan menyuruh kita untuk berdoa sebelum kemuliaan ini, Sakraman yang diberkati, dari Yesus kita dapat belajar bagaimana menjadi roti bagi dunia, sehingga saya tidak takut untuk berkata “Ambil ini, semua dari Ku, dan makanlah” Bunda kita bekerja dengan mukjizat nya. Dia selalu adalah tanda, tanda dari dunia yang lebih baik, tanda dari kedamaian, dan kesatuan dengan gereja, tanda dari keselamatan kita.

Bapa jozo telah dianiaya, dipenjarakan, dituduh dari dosa tak terkatakan dari pelecehan anak-anak. Apakah yang menjadi pertahananya dari semua ini? “Bapa, maafkan mereka. Mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat” Dia dapat ditemukan dalam banyak jam-jam berdoa sebelum di Tabernakel, dia tidak membela dirinya dan reputasinya sendiri, namun Kehendak Tuhanlah yang terjadi tidak peduli apapun konsekuensinya. Dia merupakan contoh imam dari madjugoria yang di hari hari ini menjadi tertawaan di bawah pengawasan kaca seorang laki-laki seperti Bapa Svetozar Kraljivec, OFM yang sangat rendah hati dan suci yang dengan penuh kepahlawanan berperan selama perang telah pergi sebagai permintaanya; Bapa Ivan Landeka, OFM sebagai pastor dari St. James, Bapa skavko Barbaric yang telah dipilih sebagai pilihan ke 41 dalam TOP 100 Catholics di abad ini pada 14 Iktober; Bapa Petar Ljubic, OFM. Imam yang melihat Mirjana Dragicevic telah dipilih sebagai pembawa dan mengunmumkan 10 eahasia yang diucapkan Bunda Maria untuk kita lakukan. Bapa Philip Pavic, OFM, seorang fransisacan keturunan Amerika yang melayani peziarah dengan bahasa inggris di Madjugoria dan telah datang sebagai imam yang banyak bicara dan dicintai umatnya. Bpa Tomislav Vlasic, OFM, bapa Ivan Dugandzivic, OFM, Bpa Tomislav Pervan, OFM yang sekarang berada di Fransiscan dan Bpa Ljudevit Rupcic, OFM yang diwawancarai secara pribadi bersama bishop frane franic, yang merupakan mantan bishop yang berperan di Vaticam dalam hal tangan mostar tunggal.

Sekarang, Bapa Jozo melanjutkan pemerintahannya untuk orang-orang di Paroki Brijeg dan tak terhitung peziarah yang dating untuk mendengarnya dan terinspirasi. Dia juga terus melanjutkan perjalanan di dunia dan membawa pesan Bunda untuk semua. Ketika ia ditanya mengenai kritikan Madjugoria yang telah menjadi usaha yang komersial, ia mengatakan bahwa Bunda kita sangar murni dan saya ingin masuk kuil nya yang bersih dengan tidak ada usaha komersial pada semuanya. Namun bapa Jozo juga memahami bahwa masyarakat ingin mengambil sesuatu dari rumah Allah yang telah mereka kunjungi. Ini adalah sesuatu yang sering terjadi di tempat yang terkenal. Dia benar-benar yakin akan kebenaran bahwa yang telah mengunjungi Guadalupe, Lourdes atau Fatima. Mereka semua memiliki saluran keluar sama seperti Vatikan.

Ketika ditanya mengenai fakta penampakan itu sampai hari ini setelah sebuah 18, 5 tahun, dia tidak ragu mengaku bahwa “ Cerita buatan tidak akan bisa bertahan sebegitu lama. Dan itu tidak mungkin adalah pekerjaan Setan. Setan tidak memanggil untuk berdoa dan bicara.” Dan inilah apa yang Bapa Jozo lanjutkan untuk mengakar setiap yang bernafas untuk berdoa dan berbicara. Dengan kerendah hatiannya karisma fransiscan terwujud dalam pesan Madjugoria.

Karena pada masa terhukum nya Bapa Jozo, ia telah disiksa tanpa perikemanusiaan oleh tentara pemerintahan Komunis. Selain itu pada masa itu ada 601 orang pastor yang telah terbunuh di Yugoslavia. Namun karena keadilan Tuhan Pastor ini mampu melalui itu semua dengan penuh iman. Ia bebas dan tidak kembali lagi ke St. James namun menyebarkan pesan Bunda Maria ke seluruh dunia untuk menyadari kasih Yesus yang tidak terukur dan menyuruh kita untuk merespon panggilan Allah dari hati kita.

Bapa Jozo mendapat banyak ucapan terimakasih dari banyak orang karena peran-perannya untuk melindungi anak-anak dari Madjugoria. Salah satunya yang paling berharga ialah ucapan terimakasih dari Paus Johaness Paulus ke II pada tahun 1992, beliau memberikan sebuah ucapan terimakasih dan ia juga berkata untuk tetap melakukan pekwerjaannya melindungi Madjugoria dan bahwa Paus Yohanes akan selalu mendukungnya.


Peran dan tindakan Bapa Jozo yang membuatnya dibenci oleh pemerintah

Pemerintah yang berkuasa pada Negara Yugoslavia pada zaman itu ialah pemerintahan komunis yang tidak terlalu peduli mengenai keTuhanan. Mereka tidak melarang adanya kegiatan-kegiatan keagamaan. Namun tidak senang apabila kegiatan keagamaan itu terlalu taat dilakukan dan menjadi bagian dari jiwa penduduk di Yugoslavia. Kegiatan keagamaan yang telalu terang-terangan dan rutin dikhawatirkan menjadi alat tersendiri untuk dapat menghancurkan pemerintahan atau memberontak terhadap pemerintahan Yugoslavia.

Tindakan Bapa Jozo yang dianggap membuatnya dibenci oleh pemerintahan adalah keberaniannya untuk melindungi anak-anak yang tidak bersalah, ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Ia dianggap emerintah terlalu keras kepala karena tetap nekat berpijak pada kebenaran bahwa Gospa telah menampakan diri pada anak-anak itu bahkan ia melindungi anak-anak itu dan rela mengorbankan dirinya sendiri. Ia tetap mengadakan misa dan melayani jemaat di Madjugoria meski pemerintah telah melarangnya. Ia menentang ketidak adilan pemerintah yang tidak mengizinkan umat Tuhan untuk berkumpul di Madjugoria. Karena mereka menganggap perkumpulan banyak orang itu mampu mendoktrinasi dan mempengaruhi masyarakat untuk dapat menentang pemerintahan yang ada. Khotbah Bapa Jozo pernah dinilai sebagai upaya untuk membangkitkan pemberontakan masyarakat.


Refleksi

Nilai-nilai yang dapat kami ambil dari Bapa Jozo Zovko

Keberanian

Kejujuran

Menentang ketidak adilan tanpa kekerasan

Ketaatan

Iman yang kuat kepada Allah

Mau Mengampuni

Kerelaan berkorban

Yang berkesan bagi kelompok kami….

Melihat tindakan Bapa Jozo Zovko yang begitu berani kami kagum kepadanya. Seberapa sering kita telah kalah terhadap ketakutan dalam hidup kita. Kita ini terlalu takut akan penderitaan yang kita alami apabila kita melakukan kebenaran, kita terkadang takut untuk menanggung resiko dari perbuatan yang kita lakukan. Padahal Tuhan Allah lah yang menjadi sumber kekuatan bagi kita. Kita umatNya telah dikarunia keberanian, bersama Nya kita tidak akan takut, Ingat Tuhan berkata “Fear Not, I am with you” . Tuhan lah gada dan tongkat kita, jadi jangan takut dengan apa yang akan terjadi dan janganlah khawatir untuk masa depanmu.

Kami juga memberikan acungan jempol kami atas tindakannya untuk membela kebenaran tanpa takut siksaan manusia atau dalam hal ini adalah Tentara Komunis. Hal ini lah yang dapat kami teladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mampu membela kebenaran, jujur dalam segala keadaan kita. Seringkali kita sebagai manusia dalam keadaan terjepit masih saja berbohong hanya untuk kepentingan kita sendiri, hanya demi melindungi diri kita. Padahal kebenaran lah yang seharusnya menjadi dasar dalam setiap tindakan dan perkataan kita.

Imannya yang begitu kuat pada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang membawanya kedalam penderitaan. Begitu taat dan setia nya Bapa Jozo terhadap Allah yang ia sembah hingga ia begitu percaya meski ia tidak melihat penampakan bunda Maria itu sendiri. Ia benar-benar mempraktekan apa yang Tuhan katakan bahwa berbahagialah orang tidak melihat namun percaya. Namun Tuhan adalah Allah yang adil tidak dibiarkannya Bapa Jozo terlalu lama menderita, ia akhirnya daoat dibebaskan. Demikianlah kita sebagai anak Tuhan. Kita haruslah memiliki iman yang kuat kepada Kristus. Dengan iman itulah, kuasa Tuhan dapat bekerja dalam hidup kita. Yesus bahkan berkata Iman sebesar biji sesawi saja mampu memindahkan sebuah gunung. Percaya kan lah hidup kita pada Allah dengan penuh iman maka itu artinya kita izinkan otoritas nya bekerja dalam hidup kita.

Selain itu tindakan yang berkesan bagi kami ialah kerelaannya untuk berkorban. Bapa Jozo bisa saja menghindar dari hukuman itu dengan melepaskan tanggung jawab nya dan melalaikan perintah Tuhan untuk melindungi anak-anak itu. Tetapi Bapa Jozo tidak melakukannya. Ia rela dirinya lah yang dihukum sebagai pengganti dari anak-anak itu. Ia rela berkorban untuk melaksanakn perintah Tuhan.

Kemudian sangat salut lah kami dengan pengampunan yang telah di berikan Bapa Jozo pada tentara-tentara yang menyiksanya, pada pemerintahan Komunis yang telah begitu kejam. Ia bahkan tidak mengingat-ingat kesalahan mereka. Seperti Yesus yang telah wafat di salib dengan mengampuni orang yang menyalibkannya demikianlah Bapa Jozo melakukannya. Pengampunan kita lihat pada zaman ini adalah sesuatu yang langka. Sulit untuk menemukan hati-hati tulus yang masih dapat mengampuni kesalahan orang lain yang mampu berdamai dengan dendam. Namun, Bapa Jozo yang telah tersiksa sekejam itu bisa melakukannya, mengapa kita yang mungkin hanya disakiti seorang teman tidak? Mestinya kita dapat lakukan pengampunan itu dalam kehidupan sehari-hari kita sesuai dengan perintah Allah dalam Lukas 7 : 14 untuk mengampuni saudara kita dan dalam doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus.

Sikap Bapa Jozo yang tidak melawan pemerintahan tanpa kekerasan ini juga patut kita hormati. Sebab dengan demikian genaplah perintah Tuhan dalam Roma 13 : 1-3 yaitu mengenai kepatuhan terhadap pemerintah. Pemerintah apapun yang telah Tuhan izinkan berkuasa atas kita umatnya bukanlah sebuah kebetulah. Kami yakin di setiap pemerintahan itu lah Tuhan memiliki rencana yang indah bagi umat nya. Meskipun pastor Jozo ini hidup di negara komunis, bukan berarti Tuhan tidak menyertai Negara tempatnya berdiam. Malahan melalui pemerintahan yang seperti itulah Tuhan berkenan hadir dan menumbuhkan iman, melawat umatnya secara luar biasa di Yugoslavia. Coba lihat pada Indonesia ini, diri kita mungkin sebagai umat Allah hanya lah golongan agama minoritas di Negara dan pemerintahan ini. Mungkin pendapat kita jarang terdengar, mungkin hak-hak kita untuk beribadah seperti di Banten, Manado tertindas oleh pemerintah. Namun percayalah di balik semua itu, Tuhan punya rencana yang indah buat kita untuk menumbuhkan iman kita. Tuhan juga tidak suka dengan yang namanya kekerasan karena perintah Tuhan bahwa kita harus mengasihi sesama kita bahkan musuh kita sekalipun seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kalau pada kehidupan kita, kita masih sering menggunakan kekerasan, sekarang marilah kita berubah ke kelemahlembutan, kesabaran, dan penguasaan diri. Toh tanpa kekerasan kita bisa menjadikan dunia jauh lebih baik. Di bumi Indonesia ini lah tantangan bagi kita untuk menciptakan keadilan dalam keragaman agama, suku, ras, dan bangsa. Sudahkah kita mengupayakannya dengan tanpa kekerasan ?

Bagaimanapun tindakan Bapa Jozo ini mengingatkan kita pada nabi-nabi di zaman perjanjian lama. Nabi-nabi itu muncul di masa pemerintahan yang kacau tanpa kekerasan dan mereka diutus untuk menyadarkan akan ketidak adilan yang terjadi dan meluruskan jalan bagi umat Tuhan. Hal ini mengindikasikan kedilan Tuhan Allah. Ia tidak berkenan akan ketidak adilan di dalam umat manusia sehingga diutusNya lah nabi-nabi itu. Di kehidupan sehari-hari kita cobalah untuk menyadari ketidak adilan yang terjadi di masyarakat. Nyatanya di masyarakat telah terjadi begitu banyak diskriminasi berdasarkan kepentingan suku, agama, ras, dan kelompoknya masing-masing. Nah, bagaimana kita ini menanggapinya dengan harus memperjuangkan keadilan dan kebenaran itu di dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar